Skip to main content

STOP BULLYING !!!



Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah” dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalnya susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya). Apalagi Bully biasanya berlangsung dalam waktu yang lama (tahunan) sehingga sangat mungkin mempengaruhi korban secara psikis. Sebenarnya selain perasaan-perasaan di atas, seorang korban Bully juga merasa marah dan kesal dengan kejadian yang menimpa mereka. Ada juga perasaan marah, malu dan kecewa pada diri sendiri karena “membiarkan” kejadian tersebut mereka alami. Namun mereka tak kuasa “menyelesaikan” hal tersebut, termasuk tidak berani untuk melaporkan pelaku pada orang dewasa karena takut dicap penakut, tukang ngadu, atau bahkan disalahkan.

Dengan penekanan bahwa bully dilakukan oleh anak usia sekolah, perlu dicatat bahwa salah satu karakteristik anak usia sekolah adalah adanya egosentrisme (segala sesuatu terpusat pada dirinya) yang masih dominan. Sehingga ketika suatu kejadian menimpa dirinya, anak masih menganggap bahwa semua itu adalah karena dirinya.
Bullying merupakan suatu kejadian yang seringkali tidak terhindarkan terutama di
sekolah. Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang
atau sekelompok, suatu perilaku mengancam, menindas dan membuat perasaan orang lain
tidak nyaman. Seseorang yang bisa dikatakan menjadi korban apabila dia diperlakukan
negatif (secara sengaja membuat luka atau ketidak nyamanan melalui kontak fisik, melalui
perkataan atau dengan cara lain) dengan jangka waktu sekali atau berkali-kali bahkan sering
atau menjadi sebuah pola oleh seseorang atau lebih.
Bullying seringkali terlihat sebagai bentuk-bentuk perilaku berupa pemaksaan atau
usaha menyakiti secara fisik maupun psikologis terhadap seseorang atau kelompok yang
lebih ‘lemah’ oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempersepsikan dirinya lebih
‘kuat’. Perbuatan pemaksaan atau menyakiti ini terjadi di dalam sebuah kelompok misalnya

kelompok siswa satu sekolah.


Contoh perilaku bullying antara lain:
Kontak fisik langsung (meminta dengan paksa apa yang bukan miliknya, memukul,
menampar, mendorong, menggigit, menarik rambut, menendang, mengunci seseorang dalam
ruangan, mencubit, mencakar, juga termasuk memeras dan merusak barang-barang yang
dimiliki orang lain, pelecehan seksual).
Kontak verbal langsung (mengancam, mempermalukan, merendahkan,
mengganggu, memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme, merendahkan (put-downs),
mencela/mengejek, mengintimidasi, memaki, menyebarkan gosip).
Perilaku non-verbal langsung (melihat dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang merendahkan, mengejek, atau mengancam; biasanya
diertai oleh bullying fisik atau verbal.

Bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka tapi dapat juga
berlangsung di belakang teman. Pada siswa, mereka menikmati saat memanggil temannya
dengan sebutan yang jelek, meminta uang atau makanan dengan paksa atau menakut-nakuti.
Perilaku non-verbal tidak langsung (mendiamkan seseorang, memanipulasi
persahabatan sehingga menjadi retak, sengaja mengucilkan atau mengabaikan, mengirimkan

surat kaleng).


Bullying tidak selalu berlangsung dengan cara berhadapan muka tapi dapat juga
berlangsung di belakang teman. Pada siswa, mereka menikmati saat memanggil temannya
dengan sebutan yang jelek, meminta uang atau makanan dengan paksa atau menakut-nakuti

siswa yang lebih muda usianya. Sementara siswi melakukan tindakan memisahkan rekannya
dari kelompok serta tindakan lainnya yang bertujuan menyisihkan individu lainnya dari grup,
dan peristiwanya, sangat mungkin terjadi berulang.
Pelaku bullying mulai dari; teman, kakak kelas, adik kelas, guru, hingga preman yang
ada di sekitar sekolah. Lokasi kejadiannya, mulai dari; ruang kelas, toilet, kantin, halaman,
pintu gerbang, bahkan di luar pagar sekolah.

Dampak perilaku bullying.

Tidak semua korban akan menjadi pendukung bullying, namun yang paling
memprihatinkan adalah korban-korban yang kesulitan untuk keluar dari lingkaran kekerasan
ini. Mereka merasa tertekan dan trauma sehingga mempersepsikan dirinya selalu sebagai
pihak yang lemah, yang tidak berdaya, padahal mereka juga asset bangsa yang pasti memiliki
kelebihan-kelebihan lain.
Bagaimana anak bisa belajar kalau dia dalam keadaan tertekan? Bagaimana bisa
berhasil kalau ada yang mengancam dan memukulnya setiap hari? Sehingga amat wajar jika
dikatakan bahwa bullying sangat mengganggu proses belajar mengajar.
Bullying ternyata tidak hanya memberi dampak negatif pada korban, melainkan juga
pada para pelaku. Bullying, dari berbagai penelitian, ternyata berhubungan dengan
meningkatnya tingkat depresi, agresi, penurunan nilai akademik, dan tindakan bunuh diri.
Bullying juga menurunkan skor tes kecerdasan dan kemampuan analisis para siswa. Para
pelaku bullying berpotensi tumbuh sebagai pelaku kriminal, jika dibandingkan dengan anak-
anak yang tidak melakukan bullying.

Bagi si korban biasanya akan merasakan banyak emosi negatif (marah, dendam, kesal,
tertekan, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam) namun tidak berdaya menghadapinya.
Dalam jangka panjang emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri
bahwa dirinya tidak berharga.
Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial juga muncul pada para korban.
Mereka ingin pindah ke sekolah lain atau keluar dari sekolah itu, dan kalaupun mereka masih
berada di sekolah itu, mereka biasanya terganggu prestasi akademisnya atau sering sengaja
tidak masuk sekolah.Yang paling ekstrim dari dampak psikologis ini adalah kemungkinan
untuk timbulnya gangguan psikologis pada korban bullying, seperti rasa cemas berlebihan,selalu merasa takut, depresi, ingin bunuh diri.


Pencegahan dan penanggulangan perilaku bullying.

Semua orang bisa menjadi korban atau malah menjadi pelaku bullying. Diperlukan
Kebijakan menyeluruh yang melibatkan seluruh komponen sekolah mulai dari guru, siswa,
kepala sekolah sampai orang tua murid, yang tujuannya adalah untuk dapat menyadarkan
seluruh komponen sekolah tadi tentang bahaya terselubung dari perilaku bullying ini.
Kebijakan tersebut dapat berupa program anti bullying di sekolah antara lain dengan
cara menggiatkan pengawasan, pemahaman konsekuensi serta komunikasi yang bisa
dilakukan efektif antara lain dengan Kampaye Stop Bullying di Lingkungan sekolah dengan
sepanduk, slogan, stiker dan workshop bertemakan stop bulying. Kesemuanya ini dilakukan
dengan tujuan paling tidak dapat meminimalisir atau bahkan meniadakan sama sekaliperilaku bullying di sekolah.

Diharapkan dengan adanya kebijakan itu sekolah bukan lagi tempat yang menakutkan
dan membuat trauma tapi justru menjadi tempat yang aman dan menyenangkan bagi siswa,
merangsang keinginan untuk belajar, bersosialisasi dan mengembangkan semua potensi siswa
baik akademik, sosial ataupun emosinal. Sekolah dapat menjadi tempat yang paling aman
bagi anak serta guru untuk belajar dan mengajar serta serta menjadikan anak didik yang
mandiri, berilmu, berprestasi dan berakhlak mulia. Bukan malah sebaliknya mencetak siswa-
siswa yang siap pakai menjadi tukang jagal dan preman.

Comments

Popular posts from this blog

PERENCANAAN KARIR SISWA SMK

Arti dan Pentingnya Perencanaan Karir Memperoleh karir atau pekerjaan yang layak dan sesuai harapan, merupakan salah satu aspek terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di mana pun dan kapan pun mereka berada. Betapa orang akan merasa sangat susah dan gelisah jika tidak memiliki pekerjaan yang jelas, apalagi kalau sampai menjadi penganggur. Demikian pula banyak orang yang mengalami stres dan frustrasi dalam hidup ini karena masalah pekerjaan. Menggapai karir yang gemilang tidak didapatkan hanya dengan melewati proses semalam. Ia membutuhkan kerja keras, aktualisasi diri yang mendalam, dan kemauan untuk terus belajar. Seorang professional yang berhasil dalam karirnya adalah ia yang telah merintisnya sejak muda. Para praktisi SDM mengatakan, ”Orang yang berhasil pada umumnya akan melakukan analisa serta mengetahui apa yang menjadi tujuan karirnya, apa rencana serta tindakan yang diambil untuk mencapai karir yang diharapkan”. Pengertian Karir Pekerjaan tidak serta merta merupakan ...

DAHSYATNYA KEUTAMAAN BERSYUKUR

  a. Manfaat Bersyukur Dalam kehidupan kita pasti pernah mangalami hal yang membuat kita bahagia dan kadang juga malah membuat kita merasa menjalani hidup adalah sebuah  penderitaan. Bersyukurlah atas kehidupan yang telah Allah berikan, kita masih diberi kesempatan untuk hidup bernafas bebas, panca indra yang sempurna. Berikut manfaat bersyukur dalam kehidupan , diantaranya : 1.  Hidup dalam keberuntungan Orang yang hidupnya bersyukur akan selalu berfikir positif didalam setiap hal yang menimpanya baik yang menyenangkan ataupun yang menyedihkan. 2.  Hidup dalam kebahagiaan Orang yang bersyukur akan selalu merasa hidupnya penuh dengan kecukupan, oleh karena itu mereka selalu merasa bahagia karena yakin bahwa setiap apa yang dia peroleh itulah yang terbaik. 3.  Memiliki wibawa dimata orang lain Orang yang berbahagia adalah orang yang hidupnya penuh dengan kebaikan, mereka memiliki wajah yang di hormati dan disayang oleh banyak orang karena wajah mereka dihiasi ole...

CARA BELAJAR EFEKTIF

Setiap manusia memiliki kewajiban untuk belajar. Sejak kita dilahirkan, kita telah dihadapkan dengan kewajiban untuk belajar, sejak belajar untuk makan, berjalan, hingga kita besar kita belajar di sekolah dan juga dari lingkungan sekitar. Belajar memang memiliki arti yang sangat luas, namun kata ‘belajar’ sering diidentikkan dengan kewajiban seorang anak sekolah atau mahasiswa sebagai pelajar di sekolah formal Sayangnya, meskipun belajar sebenarnya telah kita lakukan sehari-hari, banyak orang yang masih berasumsi bahwa belajar merupakan hal yang tidak menyenangkan. Mereka kebanyakan menganggap belajar sebagai hal yang tidak menyenangkan. Padahal, anggapan ini justru akan membuat kegiatan belajar menjadi tidak menyenangkan dan kurang efektif. Oleh karena itu, di artikel kali ini kita akan membahas tentang bagaimana cara belajar efektif menurut psikologi. 1. Rasakan kebutuhan untuk belajar Rasa kebutuhan untuk belajar akan membuat kita menjadi lebih bersungguh-sungguh dalam belajar. Kesu...